Walt Disney dianggap sebagai pelopor seni animasi yang menyajikan kita karakter mulai dari Miki Tikus, Donal Bebek, Paman Gober, dll. Namun, selain tokoh-tokoh kartun nan lucu itu, Disney juga menyuguhkan kita film-film animasi panjang (feature length animation) hasil kreasi keajaban tangan-tangan animatornya.
Syahdan, mulai 1995, Disney merilis Toy Story yang dibuat Pixar. Sejak itu era keemasan animasi komputer dimulai. Sejak Toy Story, lebih banyak film animasi yang dibuat dengan komputer ketimbang gambar tangan.
Nah, menengok puncak box office dua pekan terakhir, ada fenomena menarik. Film animasi gambar tangan alias animasi tradisional The Lion King, yang aslinya rilis 1994, dirilis ulang dalam format 3D. Hasilnya, selama 2 pekan The Lion King (3D) merajai puncak box office mengalahkan film-film yang dibintangi Brad Pitt, Morgan Freeman, maupun Robert DeNiro.
Memperingati kembalinya kedigdayaan animasi tradisional Walt Disney di puncak box office, kami merating 10 film animasi tradisional Disney yang menurut kami terbaik.
Terus terang, sulit memilih hanya 10 film saja di antara film-film animasi Disney yang merentang dari Snow White di tahun 1937 hingga The Princess and the Frog tahun 2009 kemarin. Dengan berat hati kami menyingkirkan sejumlah film animasi favorit setelah menimbang-nimbang dengan film animasi Disney yang lain.
Hasilnya, ini dia 10 pilihan kami. Boleh setuju, boleh tidak.
10. Pocahontas, 1995
9. Lady and the Tramp, 1955
Tentu, saat menyebut film ini orang langsung teringat momen saat dua anjing tengah duduk berdua menyantap spaghetti sambil mendengar lantunan lagu “Bella Notte”. Ketika menyantap mie yang sama, dua sejoli berwujud anjing, Lady dan Tramp tak sengaja berciuman. Momen itu dianggap sebagai salah satu momen paling romantis sepanjang sejarah perfilman. Tapi, tahukah Anda, saat Walt Disney melihat porongan kasar adegan itu, ia tak menyetujuinya. Untungnya ia berubah pikiran. Lady in the Tramp diangap sebagai momen saat Disney kembali ke penceritaan sederhana tanpa berambisi mengadaptasi novel atau dongeng populer. Hasilnya, Disney tetap mampu memikat penonton semua umur dari setiap generasi. Ditonton lagi, oleh generasi sekarang maupun yang akan datang, film ini tetap memikat.
8. Tarzan, 1999
7. The Little Mermaid, 1989
Selama dua puluh tahun setelah kematian Walt Disney, studio film itu mencapai titik membosankan. Film-film animasinya tak lagi pas disebut klasik. Pena animator Disney sedang tumpul setelah ditinggal penciptanya. Syahdan, ketika Disney ditangani Jeffrey Katzenberg (sekarang bos DreamWorks) Disney bangkit. Film ini menandai kebangkitan kembali Disney. Studio itu mengali dongeng klasik Barat dan menemukan kisah putri duyung karya Hans Christian Andersen untuk ditafsir ulang, diceritakan kembali bagi penonton generasi sekarang. Hasilnya, Disney menemukan formula klasik yang kemudian jadi pegangannya selama betahun-tahun untuk membuat film animasi: cerita dongeng yang ringan, paduan desain klasik dan kontemporer, serta sajian lagu-lagu pop yang bakal disuka semua usia, tua dan muda.
6. Cinderella, 1950
5. The Lion King, 1994
Film animasi ini dianggap menjiplak cerita Kimba The White Lion karya pelopor manga-anime Jepang, Osamu Tezuka. Memang susah untuk tidak menganggapnya demikian. Namun, bukan berarti The Lion King tak berkualitas. The Lion King adalah animasi dengan kualitas layaknya film epik. Kisahnya pun terasa terlalu dewasa untuk ditonton anak-anak. Bahkan ada nuansa tragedi Shakespeare di dalamnya. Seekor singa pewaris tahta disalahkan atas kematian ayahnya, lalu pamannya yang jahat—otak sesungguhnya yang menyebabkan kematian itu—mengambil alih kekuasaan. Sang singa kemudian terusir dan hidup bebas hingga ia harus kembali lagi merebut tahtanya dan menemui takdirnya sebagai penguasa rimba. The Lion King tak hanya berisi tingkah kartun nan lucu maupun lagu-lagu indah, tapi juga tentang kematian dan perebutan tahta.
4. Snow White and Seven Dwarfs, 1937
3. Fantasia, 1940
Walt Disney bukan penemu film animasi. Tapi, ia membawa teknologi sinema ini ke ranah seni yang tak pernah digapai manusia lain sebelumnya. Salah satu pencapaiannya adalah Fantasia. Ide dasar Fantasia sederhana saja: ambil musik-musik klasik yang dikenal orang, dan padukan dengan gambar-gambar animasi. Film ini kemudian dicatat, seperti dikutip RottenTomatoes, sebagai sebuah landmark di bidang animasi yang pengaruhnya terus terasa hingga kini. Lewat tokoh Miki Tikus yang dikenal manusia sejagad, lewat film ini Disney meneguhkan posisinya tak hanya sebagai sineas, tapi juga seniman.
2. Beauty and the Beast, 1991
1. Pinocchio, 1940
Film ini dipilih situs majalah Time sebagai nomor wahid dari 25 Film Animasi Terbaik Sepanjang Masa. Kami setuju, makanya menempatkannya di posisi puncak versi kami juga. Pinocchio, karya kedua Disney setelah Snow White, diangkat dari novel karya Carlo Collodi tahun 1883, dicatat Time telah memberi plot dasar pengisahan bagi film-film animasi lain sesudahnya. Happy Feet, Kung Fu Panda, atau Tangled berutang pada Pinocchio dari segi tema cerita. Kisahnya adalah sebuah cerita klasik coming-of-age film, kisah pencarian jati diri. Kita mengikuti petualangan akbar Pinocchio, sesosok boneka kayu ingin menjadi manusia: ia bertemu jangkrik, diculik, dimakan ikan paus, hingga bertemu peri baik hati. O ya, siapa yang tak ingat pesan moral film ini untuk jangan berbohong (kalau berbohong, hidungmu akan memanjang), atau anak-anak nakal yang bernasib jadi keledai. Hebatnya Disney, segala pesan moral itu tak terasa menggurui. Kita terhibur oleh petualangan Pinocchio dan tak bosan menontonnya berkali-kali lagi.
jadi keinget sama subliminal message yang ditaro di film2 disney.
BalasHapus